Skip to main content

Nasib Angel yang Viral Terjebak Reruntuhan Gempa Sulbar, Ayah Histeris: Kasihan, ini Update Korban


Gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Barat yakni Mamuju dan Majene meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.

Di tengah penanganan terhadap para korban akibat gempa Sulbar, ada video viral beredar.

Video viral tersebut menunjukkan detik-detik seorang anak bernama Angel yang terjebak di reruntuhan.

Bahkan, video itu menambah kepiluan saat sang ayah histeris mengetahui anaknya terjebak.

Akibatnya, video tersebut menjadi perhatian masyarakat luas.


Kini, diketahui nasib Angel anak yang terjebak di reruntuhan gempa Sulbar tersebut.

Video yang dikutip TribunJatim.com dari video yang didapatkan Tribun Timur itu menunjukkan detik-detik menegangkan nyawa seorang anak perempuan.

Tampak seorang bapak menangis hingga suaranya nyaris tak terdengar karena anaknya masih berada di bawah reruntuhan.

Bapak tersebut meminta tolong warga sekitar yang sudah berhamburan keluar untuk menyelematkan anaknya.

"Anakku di dalam, tolong ka (tolong saya) anakku di dalam ini kasihan e, tolong ka," katanya bapak berbaju merah dan sarung kotak-kotak masih dengan suara sesenggukan.


Berkali-kali dia meminta tolong kepada warga untuk menyelamatkan anaknya.

Ia nampak duduk di atas reruntuhan bangunan sambil memegang sebuah handphone sebagai penerang untuk sang anak yang terjebak di dalam puing bangunan.

"Anakku kasihan," katanya sambil terus menangis dan menunjukkan tangannya ke arah korban.

Warga mulai berdatangan namun tidak tahu harus bagaimana untuk memberi pertolongan.


"Masih ada rongganya ini. Tarik dulu kasihan eh tarik dulu," kata pria tersebut kembali meminta pertolongan.

Sambil berusaha mengeluarkan sang anak. Ia juga menyerukan nama Allah SWT.

"Allahuakbar, Allahuakbar," sebutnya sambil terus menangis.

Ada juga bocah bernama Angel dan Katherin yang harus bertahan di bawah reruntuhan.

Saat ditanya warga yang menemukannya, Angel mengaku masih bisa bernafas dan Katherin sudah mengalami kesulitan bernafas.

Saat ini, kedua anak tersebut dikabarkan telah diselamatkan dan sedang mendapatkan perawatan di pengungsian.

Update Korban Gempa

Dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.com, kabar baru terkait korban gempa di Sulbar pun mulai terungkap.

Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan sebanyak 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/2021) di Provinsi Sulawesi Barat hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 02.00 WIB.

Sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.

Saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS Lapangan.

Selain itu, korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 42 orang, dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene.

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta beroordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.

Hingga saat ini, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.

Sementara itu, para warga korban gempa Sulbar menyatakan kesedihannya dan cerita nasibnya dalam media sosial.

Mereka memberikan laporan terkait keadaan Sulbar pasca gempa termasuk para korban yang berjatuhan.

Dalam laporan warga di akun Facebook, Majene Mission Ghost, ia melaporkan masih terus terjadi di Majene.

Ia memperlihatkan tenda pengungsian.

Kondisi terkini Majene juga dalam kondisi hujan dengan intensitas tinggi.

Nampak warga Majene berlindung di dalam tenda.

Ia juga melaporkan kondisi rumah semua dalam kondisi parah.

Lelaki itu melaporan kondisi bahwa Majene masih gempa.

"Banyak sekali kudengar berita di bawah, semua rumahnya sudah rata dengan tanah," katanya. 

Ia mengakui warga Kecamatan Malunda Kabupaten Majene hanya bisa pasrah di pengungsian. 

"Sebenarnya kita hati-hati ini, karena pusatnya bukan dari laut, pusatnya di gunung,

itu gempa lagi-gempa lagi, kami menderita sekali kalau begini," katanya.  

Ia berulang kali mengatakan, masih tetap ada gempa. 

"Jangan gegabah, jangan ke ke sini. Kami juga mau keluar tapi kami belum bisa turun," katanya. 


(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar