Skip to main content

Kabar Buruk Miliarder Tuban yang Viral, Mobil yang Diborong Kini Mengenaskan Karena Tak Bisa Nyetir


Kabar buruk datang dari para miliarder di Tuban yang belakangan viral gara-gara memborong mobil. 

Nasib tak terduga dialami miliarder dadakan di Tuban.

Belum sampai satu bulan, mobil yang dibeli sang miliarder dadakan harus mengalami kerusakan.

Hal itu lantaran mobil yang baru dibeli tersebut mengalami kecelakaan.

Kecelakaan itu terjadi pasca heboh kabar miliarder dadakan borong mobil.

Belum mahir menyetir, sang miliarder dadakan yang nekat mengendarai mobil barunya pun mengalami kecelakaan.

Kecelakaan sejumlah miliader dadakan di Tuban ini pun sempat viral di grup Motuba di Facebook, hingga mendapat komentar beragam netizen.

Kecelakaan yang menimpa para miliarder dadakan itu diakui Ari Soerjono, salah satu manajer diler Toyota di Tuban, Jawa Timur.

Ia mengakui bengkel di dilernya kebanjiran order untuk perbaikan mobil, selain pembelian mobil.

Padahal mobil-mobil itu baru datang dari diler dengan cat yang masih mengkilap, beberapa bahkan pelat nomornya belum turun.

"Karena di sana memang banyak sekali warga yang belum bisa terlalu mahir nyetir. Sehingga ada beberapa unit yang begitu kita delivery, dalam beberapa hari ada accident (kecelakaan)," kata Ari, dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunSolo.com.

Meski demikian, Ari tak mempermasalahkan insiden kecelakaan tersebut.

Hal tersebut lantaran mobil yang dibeli para miliarder dadakan di diler resmi sudah dicover asuransi.

"Memang kita sudah mempersiapkannya dengan cara melengkapi penjualan kendaraan dengan asuransi. Sehingga begitu ada warga yang mengalami kecelakaan, kita bisa bantu proses pengerjaan (perbaikannya)," ucap Ari. 

Beli Mobil Dulu, Baru Belajar Nyetir

Memborong mobil, seorang warga Tuban yang kini jadi miliarder pun mengurai pengakuan.

Matrawi (55), salah satu warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mengaku belum bisa menyetir mobil sebelum membeli dua mobil sekaligus dari hasil menjual tanahnya ke Pertamina.

"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," kata Matrawi dilansir dari Kompas.com.

Seperti diketahui, Matrawi menerima uang Rp 3 miliar dari penjualan setengah hektare tanah miliknya.

Uang tersebut dia gunakan untuk membeli satu Toyota Rush dan satu mobil pikap.

Hal serupa juga dialami oleh tetangganya, Wantono (40), yang belum mengaku belum tahu apa pun soal menyetir mobil.

Wantono menceritakan, dirinya hanya tahu cara bagaimana mengendarai traktor di sawah.

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujar Wantono, saat ditemui di rumahnya, seperti dilansir dari Tribunjatim.com, Kamis (18/2/2021).

Namun, setelah menerima Rp 24 miliar dari penjualan tanahnya seluas 4,2 hektar, Wantono membeli Mitsubishi Expander.

Diberitakan sebelumnya, banyak warga di sejumlah desa di Tuban 'kaya mendadak' usai tanah mereka dibeli oleh Pertamina sebagai ganti rugi pembangunan kilang minyak GRR.

Kilang minyak tersebut memiliki luas sekitar 1.050 hektare.

Terdiri dari 821 ha lahan darat yang tersebar di Desa Kaliuntu, Wadung, Sumurgeneng, perhutani dan KLHK serta sisanya reklamasi laut.

Rencananya kilang ini akan beroperasi pada tahun 2024.

Kilang ini merupakan kerja bareng antara PT Pertamina dan Rosneft dari Rusia senilai Rp 225 Triliun.

Rata-rata Warga Terima Rp 8 Miliar

Ratusan warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mendadak menjadi miliarder setelah mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan dari proyek kilang yang digarap oleh PT Pertamina (Persero).

Hal itu pun tengah ramai dibicarakan di jagat media sosial, setelah sebuah rekaman video pendek yang viral menunjukkan datangnya belasan mobil yang diangkut oleh truk towing secara bersamaan di Desa Sumurgeneng.

Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, setidaknya terdapat 225 warga yang mendapatkan uang penjualan tanah dari Pertamina.

Rata-rata para warga menerima sekitar Rp 8 miliar.

Pembebasan lahan tersebut dilakukan Pertamina untuk membangun Kilang Tuban yang merupakan proyek New Grass Root Refinery (NGRR).

Proyek ini digarap perusahaan pelat merah itu untuk menciptakan kemandirian energi.

Kilang baru itu akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barrel per hari.

Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan bahan bakar dengan kandungan yang lebih berkualitas, berstandar Euro V.

Kilang Tuban merupakan proyek yang digarap oleh perusahaan gabungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yakni gabungan dari Pertamina dan perusahaan minyak dan gas asal Rusia, Rosneft.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar