Skip to main content

Kisah Haru Tukang Becak di Indramayu, Menghidupi 5 Anggota Keluarga dengan Penghasilan Rp20 Ribu Sehari


Nurudin (40), seorang tukang becak warga Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, belajar menerima keadaan dan terus bekerja tanpa henti untuk membahagiakan keluarganya. 

Dengan penghasilan yang hanya Rp20.000 hingga Rp40.000 perhari, Nurudin harus bisa menghidupi istri beserta 4 orang anaknya, di mana dua diantara anaknya itu tergolong masih kecil.

"Saya hanya seorang tukang becak yang setiap harinya mangkal di wilayah Kecamatan Jatibarang. Dengan penghasilan segitu, jauh dari kata cukup untuk menghidupi istri dan empat anak saya. Tapi mau gimana lagi, saya sudah berusaha semampu saya," ujar Nurudin, saat ditemui MNC Portal, di kediamannya, Selasa (5/4/2022).

Bahkan Nurudin mengaku, tidak jarang dia pulang tanpa membawa uang sepeserpun, padahal dirinya telah seharian mencari penumpang di tempat biasa dia mangkal bersama tukang becak lainnya.

"Maklum lah mas, semenjak musim ojeg online, sekarang penumpang lebih memilih ojeg online dari pada becak," ucap dia.

Lebih miris lagi, saat melihat Nurudin bersama keluarganya itu tinggal di sebuah rumah yang kondisinya jauh dari kata layak dengan beralaskan tanah dan terkesan kumuh.

Selain itu, atapnya pun terlihat sudah lapuk dan kerap bocor saat turun hujan. Tembok yang sudah mulai retak seakan memperjelas kondisi tidak layaknya rumah itu. 

Bahkan, pasokan listrik dari PLN pun tidak tersalurkan. Tidak ada kata sempurna di semua sisi rumah yang ditempati keluarga Nurudin tersebut.

"Selama ini rumah saya belum dipasang listrik, karena saya belum ada biaya untuk memasangnya. Ini juga beberapa lampu dapat nyalur dari rumah saudara saya," kata dia.

Sementara istri Nurudin, Katirah (38) mengungkapkan, dia bersama Nurudin suaminya itu sudah sekitar 30 tahun tinggal di rumah dengan kondisi yang seperti itu dan serba kekurangan.

"Dengan penghasilan suami saya sebagai tukang becak memang jauh dari kata cukup. Jika tidak ada duit terpaksa harus pinjam ke saudara ataupun tetangga. Sekarang juga hutang saya sudah banyak," tutur dia.

Katirah menyampaikan, saat ini dirinya telah memiliki empat orang anak, paling kecil berusia 5 tahun. 

"Sebetulnya saya sudah memiliki enam anak, namun yang dua meninggal, jadi anak saya sekarang ada empat. Dua anak saya tinggal bersama saya di rumah ini, sedangkan yang duanya lagi tinggal bersama saudara saya," ujarnya.

Di tempat yang sama, Saripin (51), selaku Kepala Dusun setempat mengatakan, sejauh ini pihak pemerintah desa sudah mengupayakan berbagai macam bantuan untuk keluarga Nurudin, diantaranya Program Keluarga Harapan (PKH), pengadaan toilet, termasuk juga Rutilahu dari pemerintah desa. Semua bantuan-bantuan itu keluarga Nurudin dapat.

"Namun, ketika mendapat Rutilahu dari pemerintah pusat Nurudin menolak, dengan alasan untuk biaya penanggulangannya tidak ada, diantaranya biaya tukang dan konsumsinya," kata dia, saat mendampingi MNC Portal berkunjung ke rumah keluarga Nurudin.

Lebih lanjut Saripin menyampaikan, tak hanya itu, saat mendapatkan program pemasangan listrik murah dari pemerintah desa, Nurudin pun kembali menolak, karena harus mengeluarkan biaya pemasangan Rp400 ribu.

"Ditolaknya bantuan listrik murah karena harus mengeluarkan biaya sebesar Rp400 ribu. Atas adanya penolakan-penolakan dari yang bersangkutan, makanya sampai sekarang keluarga Nurudin belum mendapat bantuan rutilahu dari pusat dan juga listrik murah dari desa. Alasannya, memang karena ekonomi untuk biayai lain-lainnya," tutur dia.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar