Skip to main content

Kisah Pria yang Habiskan Rp110 Triliun untuk Beramal, Rela Jadi Orang Miskin Lagi


Tak jarang, orang-orang paling kaya di dunia bakal menghabiskan cukup banyak hartanya demi gaya hidup yang mewah. Namun lain halnya dengan pengusaha dan miliarder asal Arab Saudi ini.

Adalah Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi atau Sulaiman Al Rajhi. Ia menyandang status sebagai orang terkaya nomor 120 dunia, tapi kehidupannya jauh dari kata mewah. Ia bahkan bisa disebut hidup layaknya orang miskin.

Seperti dilansir Tempo, pengusaha kelahiran 30 November 1928 ini diperkirakan memiliki kekayaan sebanyak 7,7 miliar dollar AS atau setara Rp110,11 triliun.

Ia adalah seorang miliarder yang memilih menjadi orang miskin lagi tanpa memiliki uang tunai, real estat, atau saham apa pun. Ia memilih membagikan sebagian besar hartanya untuk anak-anaknya dan sebagian lain diwakafkan.

Sedekah Rp110 triliun


Sulaiman Al-Rajhi adalah pendiri Al-Rajhi Bank, salah satu bank Islam terbesar di dunia sekaligus perusahaan terbesar di Arab Saudi.

Ia juga tercatat memiliki aset lain senilai lebih dari 1 miliar dollar AS, termasuk Al Watania Poultry, salah satu peternakan unggas terbesar di kawasan Teluk.

Sulaiman memang dikenal sebagai pengusaha yang dermawan dan banyak membantu orang melalui badan amal. Ia bahkan sudah membangun lembaga swasta yang ditujukan khusus untuk menyalurkan kegiatan amalnya sejak tahun 1983 lalu.

Tiap tahun, yayasan tersebut membantu menjalankan 1.200 proyek amal di 13 wilayah, yang terdiri dari 130 kota besar dan kecil di seluruh kerajaan Arab Saudi.

Yayasan tersebut sudah diakui sebagai salah satu lembaga penyalur amal terpenting di kerajaan Arab Saudi. Fokusnya adalah mendukung organisasi nirlaba legal yang dirancang untuk membantu sektor kesehatan, pendidikan, sosial, dan keagamaan.

Pada 2011, Sulaiman Al-Rajhi juga menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk amal, yakni mendanai upaya anti kelaparan dan pembangunan pendidikan di Arab Saudi.

Dana amal juga mengalir dari perusahaan kertas dan plastik miliknya, serta saham di perusahaan investasi keluarga. Dari sana, ia menginisiasi proyek pertanian di Afrika dan Eropa Timur.

Bahkan di masa pandemi Covid-19, Sulaiman juga menyerahkan dua hotel miliknya di Mekah untuk digunakan sebagai fasilitas penanganan Covid-19.

Ia juga menyumbangkan saham bank, peternakan unggas, perkebunan kurma, dan membangun universitas gratis untuk kaum dhuafa yang fokus pada kesehatan dan keuangan syariah.

Kerja keras sejak kecil


Dilansir Sindo News, Sulaiman Al Rajhi memang seorang pekerja keras. Ia bahkan sudah harus bekerja sejak usia 9 tahun. Saat itu, pekerjaan pertamanya adalah sebagai porter di pasar Al Khadra Riyadh.

Lalu pada usia 12 tahun, ia jadi pengumpul kurma dan menghasilkan hanya 6 riyal Saudi per bulan. Ia juga sudah biasa tidur di atas kerikil tempatnya bekerja.

Sulaiman juga pernah jadi juru masak hotel, penjual grosir minyak, pelayan, hingga akhirnya bisa membangun perusahaan pertukaran mata uang sendiri. Sebelumnya ia masih bekerja untuk perusahaan saudaranya, Saleh Al Rajhi.

Perusahaan itu ia dirikan bersama sang istri pada tahun 1970 dan berhasil berkembang pesat sampai memiliki lebih dari 30 cabang di seluruh Arab Saudi.

Ia juga bisa melebarkan sayapnya dengan mendirikan perusahaan di luar negeri, termasuk Mesir dan Lebanon.

Maka dari itu, Sulaiman merasa bahwa semua hartanya itu hanyalah titipan Allah semata. Selain itu, ia juga ingin menumbuhkan persaudaraan dan cinta di antara anak-anaknya.

Berkat perannya mendirikan bank Islam terbesar dunia dan kontribusinya membantu manusia memerangi kemiskinan, Sulaiman pun diberi penghargaan internasional Raja Faisal atas pelayanannya kepada Islam.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar