Skip to main content

Cerita Sandhy Sondoro Pernah Kerja Cuci Piring di Jerman


Sandhy Sondoro pernah bekerja menjadi pencuci piring saat masih menempuh pendidikan kuliah di Jerman. Hal itu dilakukan Sandhy Sondoro demi dapat membayar biaya kuliah serta kehidupan sehari-harinya. Menurut Sandhy, hal itu merupakan hal yang wajar dilakukan para mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di luar negeri.

"Kan saya kuliah dulu di Jerman tahun 1993. Kita di sana biasa kok sebagai mahasiswa asing yang kuliah di Jerman, hal biasa kerja sebagai buruh, cuci piring, cleaning servis, di hotel jadi houskeeping, di pabrik," ungkap Sandhy Sondoro saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (19/7)

"Untuk kehidupan sehari-hari, untuk bayar kuliah. Saya mandiri. Full saya sendiri (biaya kuliah)," sambungnya.

Sandhy Sondoro pun menceritakan bahwa pada awalnya tak pernah berniat untuk menjadi seorang musisi profesional. Menempuh pendidikan arsitektur, tentunya Sandhy ingin menjadi seorang arsitek.

Namun tak ada yang bisa menebak jalan hidup, seperti yang Sandhy Sondoro alami. Berawal dari bermusik di tongkrongan, Sandhy Sondoro merasa ada sesuatu yang spesial di suaranya dalam melantunkan lagu-lagu.

"Terjun ke dunia musik itu tadinya saya memang suka musik, awalnya. Kemudian di sela-sela kuliah, misalnya ketemu sama anak-anak mahasiswa Indonesia dulu kita sering nongkrong biasa lah gitaran. Akhirnya saya ikutin aja kemana arahnya. Saya itu nggak pernah berniat jadi artis. Saya berniat jadi arsitek, saya sekolah di arsitektur, ya diikutin ternyata memang lebih ke musik," jelas Sandhy.

"Saya merasa pada saat memulai karier saya sebagai musisi, ya intinya yang saya lihat kalau di arsitektur saya punya kapasitas atau keahlian yang biasa aja kali ya. Tapi kalau di musik saya punya sesuatu yang spesial, saya punya suara sendiri, saya punya warna sendiri," lanjutnya.

Sandhy Sondoro pun menceritakan bagaimana dirinya bisa terjun di dunia musik. Berawal dari ngamen di jalanan hingga penyanyi kafe, akhirnya Sandhy Sondoro bisa tampil di atas panggung megah.

"Awalnya itu waktu tahun 1995 saya jadi vokalis band kampus. Kemudian karena jobnya jarang, saya pikir, saya ketemu pengamen jalanan, saya ambil gitar saya, terus saya bilang 'kita boleh ngamen bareng nggak, kemudian saya ngamen jalanan," tutur Sandhy.

"Selain saya nyanyi di kafe. Saya bikin format seperti duo, ada yang full band. Pokoknya kehidupan saya itu ditopang itu dari musik. Sehingga akhirnya saya bisa tampil di panggung-panggung besar," pungkasnya.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar