7 Artis Indonesia yang Ternyata Cucu dari Pahlawan Nasional, Ada Bunda Maia hingga Ashanty
Indonesia memperoleh kemerdekaannya dari para penjajah tak lepas berkat jasa-jasa dan perjuangan seluruh pahlawan nasional. Walaupun kini para pahlawan nasional tersebut telah gugur, tetapi mereka melahirkan keturunan yang beberapa di antaranya menjadi figur publik.
Tak semata-mata membawa nama besar leluhurnya, sederet selebritas Indonesia keturunan pahlawan nasional ini membuktikan bahwa mereka mampu mengukir beragam prestasi dan karya membanggakan dalam bidang pekerjaan mereka.
Inilah nama-nama pesohor yang masih memiliki hubungan darah dengan sejumlah pahlawan nasional Tanah Air.
1. Maia Estianty
Ibu dari Al, El, dan Dul ini merupakan cicit dari pahlawan nasionalis Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S. Tjokroaminoto. Garis keturunan ini didapat dari ayah Maia Estianty, Harjono Sigit, yang merupakan cucu dari sang guru bangsa. Nenek dari Maia adalah Siti Oetari Tjokroaminoto, putri sulung H.O.S. Tjokroaminoto, yang pernah menjadi istri pertama Presiden Ir. Soekarno.
Pada Mei 1912, H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan dan menjadi salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, Sarekat Islam, yang bergerak di bidang ekonomi dan politik. Sebelumnya, Sarekat Islam dikenal dengan nama Serikat Dagang Islam yang didirikan oleh Samanhudi pada tahun 1905. Sebagai tanda jasa, nama H.O.S. Tjokroaminoto sampai diabadikan menjadi nama jalan besar di beberapa kota di Tanah Air.
2. Asri Welas
Menurut silsilah keluarganya, aktris dan model Asri Welas rupanya masih merupakan keturunan ketujuh dari pahlawan nasional Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro yang bernama lengkap Pangeran Harya Dipanegara dikenang atas jasanya memimpin Perang Jawa atau Perang Diponegoro selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintahan Hindia Belanda.
Asri berupaya melanjutkan perjuangan Diponegoro dengan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai budaya Indonesia. Asri melalui sanggar tari Sanggar Asri Welas bermimpi untuk memberikan ruang lebih luas bagi penari-penari tradisional di Tanah Air. Ia juga berupaya melestarikan kebaya dan batik Indonesia dengan mendirikan butik House of Asri Welas.
3. Gustika Jusuf Hatta
Nama Gustika Fardani Jusuf sempat mendapat sorotan publik usai bergabung dalam koalisi warga sipil menggugat Presiden RI Joko Widodo ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta terkait pengangkatan Pj kepala daerah pada 28 November 2022.
Rupanya, pemikiran Gustika yang kritis itu menurun dari sang kakek, yakni Bung Hatta, tokoh besar Indonesia dan wakil presiden RI pertama. Anak muda kelahiran 19 Januari 1994 ini lahir dari ayah Gary Rachman Jusuf dan ibu Halida Nuriah Hatta, yang merupakan anak ketiga dari Drs. H. Mohammad Hatta.
Gustika merupakan lulusan dari King’s College London dengan minat studi perang. Perempuan yang mahir tiga bahasa asing itu pun aktif mengikuti organisasi dan forum internasional.
4. Karina Salim
Karina Salim merupakan cicit dari pahlawan nasional, K.H. Agus Salim. Pada tanggal 1 Juni 1945, sang kakek buyut termasuk salah satu anggota dari panitia sembilan, yang berperan dalam perumusan Piagam Jakarta yang menjadi dasar terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Setelah merdeka, Agus Salim menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Karina Salim sendiri sukses menorehkan prestasi sebagai seorang aktris, penyanyi, sekaligus balerina. Ibu dua orang anak ini juga pernah diundang menjadi pembicara bersama Dian Satrowardoyo, Susi Pudjiastuti, dan Anna Soubry dengan tema The Stories of Success: Women in Leadership dalam acara UK Indonesia Business Forum 2015 untuk menyambut perdana menteri Inggris David Cameron ke Indonesia.
5. Dewi Yull
Artis senior Dewi Yull adalah cicit dari R.M. Tirto Adhi Soerjo, dikenal sebagai tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional. Tirto Adhi Soerjo merupakan pelopor surat kabar dan kewartawanan nasional Indonesia dengan menerbitkan Media Prijaji, surat kabar nasional pertama di Indonesia yang seluruh pekerjanya orang pribumi. Pada 1973, pemerintah Indonesia menobatkan sosoknya sebagai Bapak Pers Nasional.
Sumbangsih Dewi Yull terhadap Tanah Air pun tak kalah mentereng. Dewi Yull yang telah meniti karier di dunia hiburan Tanah Air sejak tahun 1977, tersohor sebagai penyanyi pop dengan beberapa duet dan lagu populer, serta aktingnya yang serba bisa di berbagai film layar lebar dan serial televisi.
6. Nia Dinata
Otto Iskandardinata adalah kakek dari sutradara Nia Dinata. Pahlawan nasional berjuluk Si Jalak Harupat ini aktif di beberapa organisasi nasional seperti Budi Utomo, Volksraad (Dewan Rakyat), dan Paguyuban Pasundan, hingga memimpin surat kabar Tjahaja.
Beliau kemudian menjadi anggota BPUPKI dan PPKI yang membantu persiapan kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan, Otto menjabat sebagai Menteri Negara di kabinet pertama Republik Indonesia tahun 1945.
Sementara itu, Nia Dinata sendiri menjadi sosok inspiratif sebagai sutradara sekaligus produser perempuan Indonesia. Dirinya banyak menyabet penghargaan bergengsi, mulai dari Festival Film Bandung, Festival Film Indonesia, sampai Jakarta International Film Festival.
7. Ashanty
Istri Anang Hermansyah, Ashanty ialah cucu dari Prof. Dr. K.H. Abdullah Siddik, S.H., figur yang dihormati oleh masyarakat Bengkulu. Beliau adalah rekan sejawat dari Agus Salim yang sama-sama aktif dalam organisasi Jong Islamieten Bond.
Setelah masa kemerdekaan, kakek dari Ashanty ini pernah menduduki jabatan Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Selatan dan merangkap sebagai Mahkamah Tentara Republik Indonesia dengan pangkat Kolonel. Pada Maret 2012, nama K.H. Abdullah Siddik diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional oleh warga Bengkulu Utara.
(*)