Skip to main content

Ajakan Isti Pramugari Korban Sriwijaya Air yang Tak Terwujud, Rekan Syok Cerita Momen Terakhir


Duka mendalam masih snagat dirasakan rekan dan keluarga pramugari NAM Air, korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di Kepulauan Seribu.

Jenazah pramugari NAM Air, Isti Yudha Prastika telah teridentifikasi.

Jenazah Isti Yudha Prastika kemudian dikebumikan di TPU Pondok Petir, Depok pada Sabtu (16/1/2021).

Sejumlah rekan seprofesi Isti Yudha Prastika, juga turut hadir saat pemakaman.

Rasa sedih jelas terpancar dari wajah para pelayat yang datang.

Tak terkeculai rekan Isti Yudha Prastika yang datang mengenakan seragam.

Tangis haru pecah saat jenazah Isti Yudha Prastika dikebumikan.

Rekan Isti, Olive Oyl Virginia Shine merasakan kesedihan mendalam.

Betapa tidak, sehari sebelum Sriwijaya Air SJ 182 jatuh, ia masih berbincang dengan Isti Yudha Prastika.

"Ketemu Mbak Isti sehari sebelum terbang, kita sama-sama rapid antigen," kata Olive dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.

Olive juga mengungkap ajak Isti yang terakhir.

"Terus pulangnya bareng Mbak Isti. Di situ ngajak terbang bareng," kata Olive.

Namun ajak Isti Yudha Prastika justru tak bisa terwujud.

Olive mengaku snagat syok ketika tahu Isti Yudha Prastika menjadi korban Sriwijaya Air SJ 182 jatuh.

"Langsung syok. Bahkan bukan syok lagi tapi jejeritan," katanya.

Olive mengaku akan terus mengenang kerja barenga bersama Isti dan pembicaraan terakhirnya.

Melansir Warta Kota, Aprilia Gita (27) terlihat hanya bisa tertunduk lesu saat melihat jenazah almarhumah Isti Yudha Prastika.

Satu per satu kenanangan dirinya bersama Isti, terbesit hingga dirinya tak kuat menahan air mata saat menceritakan sosok almarhumah.

Sebab sejak 2016 lalu menjadi rekan sekerja Isti, tak sedikit kenangan ia bersama almarhumah yang telah tercipta saat melakoni pekerjaannya.


"Hal yang paling diingat pas terbang bareng itu, kenang-kenangan dia pas kita tertawa bareng. Kita menginap di daerah, kita makan bareng, di kamar bareng, dan ketawa-ketawa bareng," katanya.

Udjang Usman, ayah dari Isti Yudha Prastika tak kuasa menahan tangis saat jenazah tiba di tempat pesemayaman.

Ia mengisahkan, almarhumah merupakan sosok yang humoris dan dewasa baginya.

Hal itu terlihat dari sikap almarhumah yang kerap memberikan wejangan-wejangan kepadanya saat melakukan penerbangan secara bersamaan.

"Keseharian terbangnya inget sama dia itu senang-senang saja gitu, dia itu orangnya mengayomi banget. Terus dia selalu lucu gitu, mau ada masalah tidak kelihatan, tapi senang-senang saja kalau di depan kita-kita," ungkapnya.

Diwartakan sebelumnya, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi sejumlah jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.


Dari sejumlah jenazah yang teridentifikasi tersebut, tercantum nama Isti Yudha Prastika (34) selaku pramugari Nam Air yang menjadi korban jatuhnya pesawat.

Irfan Defrizon selaku kakak dari Isti mengatakan keluarga langsung menjemput jenazah adik tercintanya itu di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Iya sudah teridentifikasi, saat ini sedang penjemputan dari pihak keluarga," katanya saat dihubungi, Tangsel, Sabtu (16/1/2021).

Irfan menjelaskan usai penjemputan, jenazah terlebih dulu dibawa ke rumah duka yang beralamat di Perumahan Reni Jaya RW 06, Jalan Sumatera 9, Pondok Benda, Pamulang, Kota Tangsel untuk disalatkan.

Kemudian pihak keluarga berencana melakukan pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Petir, Bojongsari, Depok usai ibadah dilakukan.

Tim DVI Polri kembali berhasil mengidentifikasi lima korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Tiga dari lima korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 teridentifikasi lewat DNA.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, tambahan lima identifikasi korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu didapat Jumat (15/1/2021) sore.


"Kemarin 12 korban teridentifikasi. Hari ini tambah lima korban teridentifikasi jadi total 17 korban sudah teridentifikasi," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat malam.

Jenazah yang berhasil teridentifikasi hari ini ialah Toni Ismail (59), Dinda Amelia (16), satu pramugari Isti Yudha Prastika (34), Putri Wahyuni (25), dan Rahmawati (59).

Kelima korban itu ditemukan setelah adanya kecocokan pada fase rekonsiliasi.

Dua korban ditemukan lewat pencocokan sidik jari sementara sisanya tiga korban ditemukan berdasarkan pencocokan DNA.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar