Skip to main content

Nisan di Makam Syekh Ali Jaber Ditulis Tangan Kaligrafer Internasional Bersanad Rasulullah


Nisan di makam Syekh Ali Jaber ditulis oleh seorang kaligrafer internasional, Syekh Bel'eid Hamidy.

Hal itu diungkapkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran, Ahmad Jameel.

Jameel menjelaskan, Syekh Bel'eid merupakan kaligrafer bersanad sampai ke Rasulullah.


Pria asal Maroko yang menguasai gaya kaligrafi magribi itu juga kerap menjadi juri lomba kaligrafi tingkat dunia.

"Yang menulis nisan beliau, adalah Syekh Beil'id Hamidy, beliau kaligrafer internasional bersanad. Jadi kalau kita bacaan Al-Qur'an kita ada sanad nyambung sampai ke Rasulullah, tulisan ini nyambung sampai para sahabat yang juru tulisnya Rasul."

"Beliau ini yang termasuk mendapatkan sanad itu. Beliau menulis delapan mushaf Al-Qur'an, salah satunya dengan kaligrafi magribi, Maroko. Dan ini masih sangat ori dan jarang orang bisa," papar Jameel.

Syekh Bel'eid langsung menerima saat diminta untuk membubuhkan tulisan di nisan Syekh Ali Jaber.

"Dan beliau mempersembahkan tulisan tangan beliau untuk jisan Syekh Ali Jaber," ujarnya.

"Permintaan dari kami pimpinan, beliau mau, 'ini kemuliaan bagi kami'," tambahnya.

Saat ini, nisan tersebut masih terbuat dari kayu, dan tulisan yang dibubuhkan Syekh Bel'eid menggunakan spidol.

Namun kelak akan diganti nisannya menjadi berbahan granit, dan Syekh Bel'eid pula yang menjadi pengukirnya.

"InsyaAllah dinisan granit seperti nisan yang lain di pemakaman tersebut," ujarnya, Jumat (15/1/2021).

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Syekh Ali Jaber wafat diusia 44 tahun karena penyakit paru-paru, di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat, pukul 08.30 WIB, Kamis (14/1/2021).

Direktur Rumah Sakit (RS) Yarsi, Andi Erlina, mengatakan Syekh Ali Jaber dirawat selama 19 hari di sana.

Almarhum dimakamkan di pelataran Ponpes Daarul Qur'an dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan tertutup hanya dihadari pihak keluarga serta sejawat.

Berutang Demi Hajikan Pemulung

Sang adik Syekh Muhammad mengungkapkan beberapa waktu lalu, Syekh Ali Jaber sampai berutang demi memberangkatkan haji jemaahnya seorang pemulung. 


Syekh Ali Jaber meminjam uang kepada kerabat dan sahabat agar si pemulung bisa membantu menunaikan rukun Islam kelima itu. 

"Di masjid tadi sudah kita sampaikan sebenarnya, Syekh Ali Jaber banyak cobaan beberapa tahun yang lalu. Sampai dia punya utang sebenarnya karena ini (menaikan haji)."

"Beliau membantu memberangkatkan jamaah. Walaupun dia enggak mampu, tapi beliau pinjam dari teman, sahabat untuk jamaah," ujar Syekh Muhammad.

Sehingga Syekh Muhammad menekankan kepada teman dan kerabat yang ikut memakamkan Syekh Ali Jaber agar menghubungi dirinya jika merasa pernah meminjamkan uang kepada almarhum.

"Makanya tadi saya sampaikan ke seluruh jamaah. Apabila beliau punya hutang, alihkan kepada saya."

"Saya akan tanggung jawab, biar beliau tenang di kubur dan bebas dari utang," sambung Syekh Muhammad. 

Jika ada yang berbaik hati menganggap lunas utang yang dipinjam Syekh Ali Jaber, Syekh Muhammad sangat berterima kasih.

"Kalau betul-betul masih tagih, boleh alihkan kepada saya. Insya allah kita usaha, dibantu juga sama Ustaz Yusuf Mansur menyelesaikan masalah Syekh Ali Jaber. Karena mungkin itu adalah janji," ujarnya.

Selebriti Irfan Hakim ikut menceritakan kedekatannya dengan Syekh Ali Jaber.

Hubungan presenter televisi ini dekat lewat program TV di mana Syekh Ali Jaber menjadi juri tentang anak-anak yang bakat menghapal Al-Qur'an.

Irfan Hakim mengakui Syekh Ali Jaber-lah yang mengajarkan dirinya membaca surat Al-Fatihah dengan benar.

Itulah pengalaman dan pelajaran yang tak akan pernah ia lupakan.

"Dia itu guru, apa lagi soal Al-Qur'an. Saya itu diajarkan membaca surat Al-Fatihah dengan benar itu oleh beliau. Itu kesempatan luar biasa," ujar Irfan Hakim.

Irfan Hakim merasa beruntung bisa menemani Syekh Ali Jaber sampai ke pemakaman. 

Keistimewaan yang tidak bisa dimiliki ribuan bahkan jutaan orang lain yang tercerahkan lewat dakwah dan perilaku mulianya.

"Cuma itu yang bisa saya lakukan," ucap dia.

Rumah Kedua Syekh Ali Jaber 

Bukan tanpa alasan kenapa keluarga memakamkan Syekh Ali Jaber di pelataran Ponpes Daarul Qur'an milik Ustaz Yusuf Mansur, karena memang keinginan keluarga.

Ponpes Daarul Qur'an sudah seperti rumah kedua Syekh Ali Jaber.

Saat tiba di Indonesia pada 2008 silam, Syekh Ali Jaber pertama kali diterima di Ponpes Daarul Qur'an.


"Kenapa Syekh Ali di sini, karena saya dikasih tahu oleh Syekh Muhammad (adik Syekh Ali Jaber) bahwa Daarul Qur'an merupakan yang pertama-tama menerima Syekh Ali."

"Dan Syekh Muhammad juga pernah tinggal di sini juga," terang Ustaz Yusuf Mansur.

Menurut Ustaz Yusuf Mansur, Syekh Ali Jaber salah satu yang turut membesarkan Ponpes Daarul Qur'an.

"Bahu-membahu membangun Daarul Qur'an, dan kemudian Syekh Ali atas izin Allah diluaskan dakwahnya ke seluruh Tanah Air dan punya Yayasan Ali Jaber yang perlu kita jaga dan kita rawat sepeninggalan beliau ini," sambung dia.

Syekh Ali Jaber memang sempat mengutarakan keinginannya dimakamkan di kampung halamannya Madinah, Arab Saudi.

Lantaran situasi tidak memungkinkan karena pandemi Covid-19 dan jaraknya yang jauh, maka cita-cita itu urung dilaksanakan.

Ustaz Yusuf Mansur berharap para santri penghapal Al-Qur'an di ponpes asuhannya bisa terus menemani Syekh Ali Jaber.

"Jadi sehari-hari beliau bersama Qur'an," ujarnya. 

Syekh Ali dimakamkan sekira pukul 16.00 WIB, diiringi doa dari keluarga.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar