Skip to main content

Sosok Ayah Diego Mamahit Co-Pilot Sriwijaya Air yang Jatuh, Kenang Putranya: Anak Penurut dan Cerdas


Inilah sosok Boy Mamahit, ayah Diego Mamahit Co-Pilot Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.

Akibay kecelakaan tersebut, putranya kini telah pergi.

Meski sang putra telah tiada, namun kenangan akan sosok anaknya tetap membekas.

Satu di antaranya yakni sifat sang anak yang penurut.

Selain itu, Diego Mamahit juga merupakan anak yang cerdas.

Seperti diketahui, Diego Mamahit turut menjadi korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Diego Mamahit yang berstatus Co-Pilot Sriwijaya Air SJ 182 ternyata merupakan lulusan terbaik angkatan pertama sekolah penerbangan NAM Flying School.

Sang Ayah Boy Mamahit pun mengenang dirinya yang meminta Diego Mamahit mendaftar ke NAM Flying School supaya bisa berkarier di dunia penerbangan seperti dirinya.

Meskipun Diego Mamahit berkuliah di jurusan ekonomi Universitas Atmajaya.

Boy Mamahit untuk diketahui, merupakan petinggi maskapai penerbangan Bouraq Airlines yang pernah beroperasi di Indonesia.

"Diego menjadi 5 terbesar (lulusan terbaik) dari angkatan pertama, jadi mereka langsung terbang menjadi set pilot pada waktu itu. Saya melihatnya ini anak cukup cerdas ya otaknya," kata Boy Mamahit kediaman Jalan Nakula, Kelurahan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (14/1/2021).


Menurut Boy Mamahit, Diego Mamahit merupakan anak yang menurut dan tak pernah menentang perintah orangtua.

"Anak itu penurut, sifat dia tak pernah melawan dan menentang orangtua. Mulai dari dia sekolah sampai tamat S1 di Atmajaya," ucapnya.

"Lalu kemudian tadinya dia diterima di salah satu bank tapi kami saran mendaftar ke sekolah pilot," tegasnya.

Diego Mamahit sampat merasa kurang berminat.

Saat itu dia berpikir tidak memiliki bakat bekerja di dunia penerbangan.

Kekhawatiran itu lantas dipatahkan, talentanya terbukti setelah dia masuk ke sekolah penerbang dan menjadi pilot.

"Saya bilang kenapa you bisa bilang begitu ya nyatanya dia (Diego) punya talenta yang tadinya dia bilang saya engga ada bakat untuk jadi penerbang, ternyata dia bisa sukses punya potensi," tuturnya.

Diego Mamahit diketahui merupakan Co-pilot yang menerbangkan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada, Sabtu (8/1/2021).

Diego Mamahit menikah dengan seorang wanita bernama Prisila Teja dan sudah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.

Pascamenikah, Diego Mamahit tinggal di daerah Tangerang bersama anak istrinya.

Sebelumnya sejak kecil dia tinggal di Bekasi di kediaman orangtuanya.

Keluarga Gelar Ibadah


Keluarga dari Diego Mamahit menggelar ibadah penguatan di rumah kawasan Jalan Nakula, Kelurahan Jatirahayu, Pondok Gede, Kota Bekasi, Kamis (14/1/2021).

Ibadah tersebut dilakukan guna menguatkan keluarga atas peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang menimpa Diego Mamahit selaku Kopilot.

Ibadah berjalan dengan hikmat mulai pukul 18.00 hingga pukul 19.00.

Beberapa lagu rohani dilantunkan keluarga selama ibadah berlangsung.

Di rumah duka, terdapat ragam karangan bunga ucapan ucapan dukacita dari berbagai kalangan.

Beberapa karangan bunga berasal dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono.

Di tengah ibadah, Direktur Utama Sriwijaya Air yakni Jefferson Jauwena terlihat hadir di rumah keluarga.

Tak banyak kata yang terucap dari mulut Jefferson Jauwena.

"Kami turut berdukacita atas peristiwa yang menimpa keluarga. Untuk keterangan selanjutnya kita menunggu hasil investigasi," kata dia singkat saat ditanya awak media.

Saat dia pergi, kegiatan ibadah di dalam rumah terpantau masih berlangsung.

Sebelumnya, Diego Mamahit menjadi satu dari enam awak pesawat yang hilang bersama dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Sebelum jatuh, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar