Skip to main content

Usai Malam Pernikahan, Bagian Tubuh Pria Ini Tak Berfungsi, Pengantin Wanita Gugat Cerai Suaminya


Pernikahan adalah menyatunya dua insan untuk mengangarungi bahtera rumah tangga.

Menyatunya seorang pria dan wanita menjadi suami istri bertujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha Esa. 

Untuk menjadi sepasang suami istri yang sah, biasanya mempelai pria atau wanita akan melihat pasanganya sebelum melangsungkan acara pernikahan.

Namun hal tersebut tidak terjadi pada keluarga yang satu ini.

Keluarga dan mempelai wanita menyetujui untuk menikah dengan seorang pria.

Pada saat pesta pernikahan, mereka kecewa dengan mempelai pria lantaran salah satu anggota tubuhnya tidak berfungsi.

Farooq Ahmad, seorang penduduk distrik Buxur di Bihar, India mengadakan prosesi pernikahan ke rumah Nazia Khatoon di distrik tetangga Ghazipur di Uttar Pradesh pada Minggu (7/2/2021) malam

Melansir dari Gulf News, Senin (15/2/2021) kedua pengantin ini sebelumnya tak pernah saling bertemu satu sama lain hingga pesta pernikahan.

Mereka hanya saling bertukar foto dan pesta pernikahan semuanya diatur oleh orang tua masing-masing mempelai.

Hingga pesta pernikahan pun tiba, keluarga mempelai pria disambut dengan hangat oleh keluarga pengantin wanita.

Pesta pernikahan tersebut dirayakan oleh Nazia di kediamannya pada malam hari.

Namun, anggota keluarga mempelai wanita melihat tangan kanan Ahmad tidak bergerak. 

Mereka pun kemudian mencari tahu hal tersebut dengan bertanya-tanya kepada tamu undangan.

Anggota keluarga mempelai wanita itu akhirnya menemukan jawabannya.

Bahwa Ahamd menderita lumpuh sebagian dan anggota badan kanannya tidak bekerja dengan baik.

Menolak untuk menerima

Kabar tersebut rupanya dengan cepat sampai ke telinga pengantin wanita.

Nazia pun tak bisa menerima dan menolak untuk melanjutkan pesta pernikahan.

Keesokan harinya, Ahmad dan Nazia dipanggil ke kantor polisi untuk sebuah pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Nazia diizinkan bercerai dengan Ahmad karena keluarganya tidak memberitahukan tentang kecacatannya.

"Masalah tersebut sampai ke hadapan polisi dan kami menyelesaikan masalah tersebut melalui persetujuan mereka," kata seorang pejabat polisi di kantor polisi Kasimabad Shyamji Yadav.

Batal Nikah Karena Seserahan Pakaian Dalam Terlalu Ketat

Nasib malang dialami oleh pengantin pria yang satu ini, ia batal meminang pujaan hatinya karena keluarga mempelai wanita tidak terima seserahan pakaian dalam terlalu ketat.

Pengantin wanita bermarga La (23), dari wilayah Guizhou, China telah mengenal calon suaminya, Duong, sejak 2017.

Lambat laun, pekenalan keduanya menimbulkan butir-butir cinta dan memutuskan untuk berpacaran sejak 2019.

Merasa cukup yakin untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, La dan Duong mendaftarkan pernikahan mereka pada 30 Desember 2020.

Namun, beberapa hari sebelum menjelang resepsi pernikahan, La merasa keluarga Duong kurang menghormati orang tuanya.

Menurut La, sebelum pernikahan, keluarga Duong mentransfer lebih dari 100.000 yuan (Rp 216 juta) untuk membeli perlengkapan kamar dan mahar pernikahan.

Namun, La mengatakan bahwa ia tidak pernah menyentuh uang tersebut.

"Keluarga saya membeli furnitur dan perlengkapan untuk putri saya yang akan menikah.

Saya juga menghabiskan uang sebanyak itu", kata ibu La kepada Sina News, dikutip dari Doisongphapluat.com, Kamis (7/1/2021).

Ibu pengantin wanita itu berkata bahwa ia sangat sedih karena keluarga mempelai pria selalu meremehkan keluarganya, karena tinggal di provinsi kecil yang perekonomian tidak sejahtera.

Saat-saat menjelang hari resepsi pernikahan, kedua belah pihak itu semakin memunculkan pertentangan.

Menurut adat setempat, keluarga mempelai pria harus membeli set pakaian baru termasuk pakaian dalam untuk pengantin wanita yang akan digunakan pada saat upacara pernikahan.

Pada pukul 23.00 waktu setempat tanggal 1 Januari 2021 atau beberapa jam sebelum pernikahan, La memeriksa seserahan keluarga suaminya untuk mengetahui ukuran bra yang akan ia gunakan.

Saat ia mendapatkan pakaian dalam itu, betapa terkejutnya dia bahwa bra tersebut terlalu kecil, ketat dan tidak muat.

“Baju ini juga tidak ada label atau kemasannya. Rasanya mereka membeli di pasar murahan,” geram La.

Gadis itu segera memanggil calon suaminya untuk meluapkan kekesalan, tetapi sikap Duong juga sangat keras pada saat itu.

Pengantin pria mengatakan sudah tidak ada waktu untuk membeli yang baru.

Duong kemudian menyarankan agar pengantin wanita memakai pakaian dalam yang lama, dengan dalih "tidak ada yang memperhatikannya".

Tidak terima dengan hal itu, La kemudian menelepon ibu mertuanya untuk menukarkan pakaian dalam tersebut.

“Kalau tidak pakai baju lama, tidak perlu menikah. Mas kawin yang kamu terima, harus  dikembalikan,” jawab keluarga mempelai pria.

La kemudian memberitahukan masalah ini kepada keluarganya dan memutuskan untuk membatalkan pernikahan keesokan harinya.

La berkata, baju itu sebenarnya hanya masalah sepele, tetapi sikap calon suami adalah penyebab utama masalah tersebut.

“Belum berumah tangga saja sudah diperlakukan seperti itu. Bagaimana nanti kalau kami sudah serumah?” beber La, yang juga disetujui oleh oleh ibunya.

Dini hari tanggal 2 Januari, saat pengantin pria datang menjemput pengantin wanita, keluarga mempelai wanita tidak membukakan pintu.

Para tetangga di sekitar tahu bahwa mereka telah menasihati pengantin pria untuk berbaikan, tetapi pria ini menolak untuk mendengarkan nasihat tersebut.

Setelah beberapa patah kata, bahkan keluarga mempelai pria mendobrak masuk dan memukuli keluarga mempelai wanita, menyebabkan para tetangga memanggil polisi karena kekacauan ini.

Diketahui bahwa para tamu telah datang ke tempat acara, hanya tinggal menunggu mempelai pengantin wanita tiba untuk melangsungkan resepsi.

Namun karena keputusan pembatalan pernikahan keluarga mempelai wanita, maka pesta pernikahan tersebut tidak lagi digelar.

Sebaliknya, keluarga mempelai pria memutuskan untuk mengubah pesta pernikahan menjadi pesta tahun baru, bertemu kerabat di tahun baru.

Setelah insiden itu tersebar luas di jejaring sosial, banyak warganet yang mencoba menghibur pengantin pria.

Mereka mengatakan bahwa melarikan diri dari keluarga calon istrinya lebih awal adalah berkah.

Ada juga yang mengkritik kebiasaan lokal yang nyentrik ini.

Saat ini kasus tersebut masih menjadi perhatian perbincangan hangat di media sosial China.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar