Skip to main content

Reaksi Ustadz Abdul Somad Tak Bisa Cium Bau Durian dan Tulang Serasa Putus, Langsung Tulis Wasiat


Pandemi Covid-19 belum juga berlalu. Bahkan kasusnya terus naik beberapa waktu belakangan, seiring masuknya varian baru dari virus corona di sejumlah daerah di Tanah Air.

Kekhawatiran terinfeksi Covid-19 pun dirasakan banyak orang, tidak terkecuali pemuka agama terkenal seperti Ustadz Abdul Somad (UAS).

Saat menyampaikan materi terkait kematian dalam Kajian Musawarah beberapa waktu lalu, UAS mengakui telah merasakan gejala seperti yang disebut sebagai gejala Covid-19. Meskipun belum pernah memeriksakan diri secara medis, UAS pun mengaku sempat dilanda kekhawatiran.

Bahkan akibat beratnya gejala yang dialami, membuat UAS sampai menulis surat wasiat untuk anaknya jika sesuatu yang buruk terjadi.

Seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id dengan judul UAS Tulis Surat Wasiat untuk Anaknya setelah Tak Bisa Mencium Bau Durian dan Tulang Terasa Putus.

Dalam ceramahnya saat itu, UAS mengawali ceramahnya, dengan mengutip Al Quran surah Al-Mulk, surat pertama dalam juz 29.

Menurut UAS, sesudah mati adalah kehidupan yang kekal. "Apa yang kita lihat hari ini, hidup. Kemudian sampai masanya kita pergi," jelas UAS.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, Allah SWT menciptakan mati dan hidup adalah untuk beramal.

Ada beberapa hal yang kemudian membuat seseorang lalai dalam beramal, termasuk harta dan anak-anak.

"Apalagi yang membuat kita sibuk? Berbagai macam aktivitas," kata UAS.

Dulu yang menyibukkan orang, main dadu, kemudian mancing.

"Sekarang disibukkan dengan yang lebih hebat pada permainan itu semua. Dari mulai FB, IG, Youtube dan lain sebagainya. Semua ini melalaikan kita dalam perjalanan panjang," kata UAS.

Namun demikian, UAS menegaskan semua itu bisa beralih menjadi amal.

"Harta bisa beralih menjadi amal kalau hartanya dipakai fisabilillah. Buat rumah Quran yang dilakukan Musawarah," kata UAS memberikan contoh.

Anak-anak bisa menjadi amal oleh ketika anak itu dididik dengan baik.

FB juga bisa menjadi amal soleh. FB yang berisi kajian Islam.

IG juga bisa menjadi amal Sholat saat digunakan untuk syiar dakwah.

Pun demikian dengan Youtube.

"Semuanya bisa menjadi amal soleh tergantung kita memakainya," tegas UAS.

Pada kesempatan itu, Ustadz Abdul Somad bercerita dirinya pernah merasakan akan mati.


Hal itu terjadi ketika dirinya pulang dari luar kota, sampai di rumah, semua tulang-tulang saya ini mau putus.

Hari kesatu sama hari kedua, tulang-tulang sendiri rasanya mau putus.

"Hari ketiga dan hari keempat ketika dipakai topi ni, rasanya jarum dan kaca tajam ditusuk-tusukkankan ke kepala," jelas UAS.

Hari kelima dan keenam, UAS mengatakan dirinya membeli durian.

"Saya cium, tak ada baunya sama sekali.Tapi Ustadz tak pernah kena Covid? Saya tak periksa. Tapi ciri-ciri itu ada," lanjut UAS.

Tulang mau putus, topi dipasang rasanga ditusuk-tusuk jarum. Durian dicium tak ada baunya.

"Disitulah saya merasa durian sudah tak enak lagi. Tak saya makan," katanya.

UAS mengatakan, saat itulah dirinya mengambil kertas dan menulis pesan untuk anaknya.

"Wahai anakku. Kalau aku mati jangan kau ke dukun. Kau musti mentauhidkan Allah. Kau kirim aku al Fatihah.

Kau doakan aku. Kau musti sekolah masuk pesantren ngafal Quran.

Karena saya sangka pada hari kesembilan dan kesepuluh nafas sudah pendek sekali.

"Judulnya setengah nafasku pergi," kata UAS.

Begitu beberapa hari saya minum madu. Kemudian saya minum vitamin C pagi, petang, siang. Hilang.

"Sehat sampai sekarang. Kena prank. Hidup sampai sekarang," kata UAS.

* Kasus Corona Indonesia Tembus 2.491.006

Sementara itu dilansir dari Tribunnews.com dengan judul UPDATE Kasus Corona Indonesia 10 Juli 2021: Tambah 35.094 Positif, 28.561 Sembuh, 826 Meninggal, 

Kasus positif corona di Indonesia per 10 Juli 2021 tembus 2.491.006 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.

Jumlah itu setelah pada Sabtu (10/7/2021) terdapat jumlah kasus positif virus corona tambahan 35.094 dari sebelumnya 2.455.912 kasus.

Data tersebut dirilis dalam website resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Indonesia, covid19.go.id, Sabtu sore.

Kabar baiknya, ada sejumlah 28.561 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.

Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 2.052.109 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 2.023.548 jiwa.

Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 826 pasien.

Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 65.457 orang, dari yang sebelumnya sebanyak 64.631 orang.

Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Provinsi DKI Jakarta masih memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak.

Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

* Vaksin Moderna dari AS Tiba Minggu Ini

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan vaksin Moderna asal produsen Amerika Serikat akan tiba di Tanah Air pada Minggu (11/7/2021).

Pada pekan depan, pemerintah akan segera menggelar program vaksinasi tahap ketiga untuk tenaga kesehatan yang bekerja di garis terdepan dalam penanganan Covid-19.

Hal ini dilakukan, mengingat besar risiko nakes karena setiap hari bertemu dengan berbagai virus mutasi Covid-19 saat menangani pasien.

Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (10/7/2021), untuk itu, Menkes Budi berharap para nakes mendapatkan perlindungan ekstra.

"Karena tenaga kesehatan kita itu yang setiap hari bertemu dengan virus yang tinggi sekali kadarnya dan mereka harus kita lindungi mati-matian agar bisa konsentrasi bekerja. agar mereka bisa konsentrasi bekerja," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/7/2021).

Rencananya, vaksinasi ketiga atau booster akan mulai dilakukan pekan depan untuk 1,47 juta tenaga kesehatan.

Mengingat kemungkinan tidak semua vaksin Moderna tiba di Indonesia di hari yang sama, maka vaksinasi akan dilakukan secara bertahap.

Mengutip Tribunnews.com, jumlah vaksin jenis Moderna yang akan didatangkan dari AS berjumlah empat juta dosis.

Perlu diketahui pula, Menkes sebelumnya telah berdiskusi terlebih dahulu dengan Badan POM dan ITAGI terkait penyelenggaraan vaksinasi ketiga khusus nakes dengan menggunakan vaksin Moderna.

"Kami juga sudah berdiskusi dengan BPOM dan ITAGI sebagai penasehat independen mengenai program vaksinasi ini dan sudah menyetujui vaksin ketiga akan diberikan menggunakan vaksin Moderna sehingga bisa memberikan kekebalan maksimal terhadap variasi-variasi mutasi yang ada," jelas Menkes.

Sementara untuk masyarakat, pemerintah belum bisa memutuskan karena keterbatasan vaksin.

"Karena memang kondisi vaksin kita masih belum mencakup untuk seluruh target vaksinasi, maka penting untuk kita pahami vaksinasi ketiga ini hanya diberikan kepada nakes," ujar Budi.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar